Kamis, 12 Januari 2012

khutbah imam Ali


KHOTBAH 181
Dirwayatkan oleh Nauf Bikali bahwa Imam Ali As menyampaikan khotbah ini di Kuffah sambil berdiri di atas sebongkah batu yang telah ditempatkan untuknya oleh Ja’dah bin Hubairah Makhzumi. Imam Ali As berpakaian yang terbuat dari kayu, sabuk pedangnya dari daun-daunan, dan sandalnya pun terbuat dari daun kurma. Pada dahinya, ada bagian yang mengeras seperti pada lutut
Tentang Sifat-sifat dan Wujud Allah dan Makhluk-Nya
S
egala puji bagi Allah yang kepada-Nya kembali segala makhluk dan akhir dari segala sesuatu. Kami memuji-Nya atas kebesaran dan kemurahan-Nya, kedermawanan bukti-bukti-Nya, peningkatan karunia dan nikmat-Nya, pujian yang mungkin memenuhi hak-Nya, membalas syukur-Nya mengambil kita ke dekat ganjaran-Nya dan menghasilkan ditambahkan-Nya kebaikan. Kami memohon pertolongan-Nya sebagai orang yang penuh harap akan kemurahan-Nya, menghasratkan kebaikan-Nya dan yakin akan dijauhkan-Nya dari bencana, yang mengakui pemberian-pemberian-Nya dan taat kepada-Nya dalam perkataan dan perbuatan. Kami beriman kepada-Nya seperti orang yang meletakkan harapan kepada-Nya dengan keyakinan, beriman akan keesaan-Nya secara khusus, memandang-Nya besar, mengakui kemuliaan-Nya, dan mencari perlindungan pada-Nya dengan kecenderungan dan usaha.
Allah Maha suci tidak dilahirkan, sehingga orang tak mungkin menjadi mitra-Nya dalam kemuliaan. Tidak pula Dia melahirkan seseorang sehingga mewariskan kepada-nya setelah mati. Waktu dan masa tidak mendahului-Nya. Penambahan dan pengurangan tidak terjadi pada-Nya. Tetapi Dia telah mewujudkan Dirinya pada pengertian kita dengan jalan kita mengamati kekuasaan-Nya yang kuat dan keputusan-Nya yang kokoh. Diantara tanda-tanda penciptaan-Nya adalah penciptaan langit-langit yang dipasang tanpa tiang dan berdiri tanpa topangan. Dia memanggilnya dan mereka menjawab dengan taat dan merendah tanpa malas dan enggan. Apabila mereka tidak mengakui ketuhanan-Nya dan menaati-Nya, Dia tidak akan menjadikannya tempat bagi mahligai-Nya, tempat kediaman para malaikat dan tujuan untuk membangkitkan ucapan-ucapan yang suci dan amal perbuatan yang sholeh dari makhluk-makhlukNya.
Dia membuat bintang-bintang di langit sebagai tanda-tanda yang dengan itu para musafir yang mengembara dari berbagai jalur bumi dapat beroleh petunjuk. Kelamnya tabir gelap malam tidak mencegah nyala cahayaNya, tidak pula tirai malam yang hitam berkuasa menbalikkan cahaya bulan ketika dia menyebar di langit. Maha suci Allah yang tidak tersembunyi dari Dia kehitaman senja gelap atau malam kelam di bagian rendah bumi atau di gunung tinggi yang redup tersembunyi, tidak juga menguntungkan awan di angkasa, tidak pula percikan halilintar di awan, tidak juga jatuhnya daun yang ditiup angin dari tempat kejatuhannya oleh angin topan atau curahan hujan dari langit. Dia tahu dimana tetesan-tetesan jatuh dan dimana mereka tinggal, dimana ketam meninggalkan jejaknya atau dimana mereka menyeret diri, rezeki apa akan mencukupi nyamuk dan apa yang dikandung perempuan dalam rahimnya.
Segala puji bagi Allah yang berada sebelum beradanya tahta, mahligai, langi, bumi, jin atau manusia. Dia tak dapat dilihat oleh khayalan atau pun diukur oleh pengertian. Orang yang memohon pada-Nya tidak menyimpangkan-Nya (dari orang lain), tidak pula pemberian menyebabkan Dia berkurang. Dia tidak melihat dengan sarana mata, tidak pula Dia terbatas pada suatu tempat. Dia tak dapat dikatakan mempunyai teman. Dia tidak menciptakan(dengan pertolongan) anggota (badan). Dia tidak terjangkau oleh inder. Dia tidak dapat dipikirkan menurut manusia.
Dialah Yang berkata kepada Musa As dengan jelas dan menunjukkan kepadanya tanda-tanda Kebesaran-Nya tanpa menggunakan bagian-bagian tubuh, alat bicara atau tekak. Wahai kalian yang berusaha keras dalam menggambarkan Allah apabila kalian sungguh-sungguh maka (pertama-tama cobalah menggambarkan Jibril, Mikail atau kelompok besar malaikat yang dekat kepada Allah ditempat kemuliaan, namun kepala mereka tertunduk dan pikiran mereka bingung tentang bagaimana menetapkan batasan-batasan (definisi) kepada pencipta Yang Maha Tinggi. Ini disebabkan karena hal-hal itu hanya dapat dilihat melalui sifat-sifat yang mempunyai bentuk dan bagian-bagian dan yang menyerah kepada maut setelah mencapai akhir masanya. Tiada Tuhan selain Dia. Dia mencerahkan setiap kegelapan dengan sinar cahaya-Nya dan menggelapkan setiap terangnya dengan kegelapan (maut).








Mengambil Pelajaran dari Orang Zaman Dahulu
Aku nasihati kalian, wahai para hamba Allah, untuk bertakwa kepada Allah yang telah memberikan kepada kalian pakaian yang baik dan mengaruniakan rezeki pada kalian. Apabila ada seseorang yang dapat beroleh tangga kepada kehidupan yang abadi, atau suatu cara untuk menghindari maut, itulah Sulaiman bin Daud As yang diberi kendali atas dunia jin dan manusia bersama dengan kenabian dan kedudukan besar (di hadapan Allah); tetapi ketika berakhir apa yang menjadi bagiannya dalam makanan (dari dunia ini) dan menghabiskan waktunya (yang tertentu), busur kehancuran nenembaknya dengan tanah maut. Rumah-rumahnya menjadi lowongdan tempat tinggalnya menjadi kosong. Sekelompok manusia lain akan mewarisinya. Sesungguhnya masa yang telah berlalu mengundang pelajaran bagi kalian.
Dimanakah orang Amalek dan putra-putra Amalek? Dimanakah para Fir’aun? Dimanakah penduduk kota Ras yang membunuh para Nabi, menghancurkan ajaran para Rosul Tuhan dan menghidupkan tradisi para lalim? Dimanakah orang-orang yang maju dengan tentara mengalahkan ribuan musuh mengerahkan pasukan dan mendiami kota-kota?

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

assalamualaikum

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda