Materialisme karl Max
BAB I
PENDAHULUAN
Munculnya positivisme dan evolusionisme menambah terbu kanya pintu pengingkaran terhadap kerohanian. Julien De Lamettrie mengemukakan pemikirannya bahwa manusia dan binatang tidak ada bedanya, karena semuanya dianggap sebagai mesin. Buktinya, bahan (badan) tanpa jiwa mungkin hidup (bergerak) sedangkan jiwa tanpa bahan tidak mungkin ada. Salah satu tokoh materialisme, Ludwig Feuerbach mengemukakan pendapatnya, bahwa pengetahuan maupuntindakan berlaku adagium, artinya terimalah dunia yang ada, bila menolak agama/metafisika. Satu-satunya asas kesusilaan adalh keinginan untuk mendapat kebahagian dan untuk mendapat kebahagiaan manusia harus ingat kesesamanya
.[1]
.[1]
BAB II
PEMBAHASAN
A. Materialisme
Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan gerak. Materialisme berpendapat bahwa semua kejadian dan kondisi adalah akibat yang lazim atau bentuk-bentuk yang lebih tinggi dalam alam hanya merupakan bentuk yang lebih kompleks daripada bentuk inoraganik atau yang lebih rendah. Semua proses alam inorganik maupun organik, telah dipastikan dan dapat diramalkan jika segala fakta tentang kondisi sebelumnya diketahui.[2]
· Materialism mekanik
Materialism mekanik merupakan doktrin yang mengatakan bahwa alam itu diatur oleh hukum-hukum alam yang dapat di ruangkan dalam bentuk-bentuk matematika jika data-datanya telah terkumpul. Ia adalah corak metafisik yang memperluas konsep “mesin” dan menekankan pada sifat mekanik dari segala proses, baik organik maupun inorganik. Seorang pengikut aliran materialisme mekanik berpendirian bahwa semua fenomena dapat dijelaskan dengan cara yang dipakai dalam sains fisik. Semua perubahan dunia, baik yang menyangkut perubahan atom atau perubahan menyangkut manusia, semunya bersifat kepastian semata-mata.
B. Biografi Karl Marx
Karl Marx lahir di Trier, Jerman pada tahun 1818, dari kalangan keluarga ruhaniawan yahudi. Ayahnya, Heinrich Marx, adalah seorang pengacara ternama dan termasuk golongan menengah di kota itu. Sementara ibunya adalah seorang putri pendeta Belanda yang juga berbangsa yahudi. Sewaktu menjadi mahasiswa ia terpengaruh oleh ajaran Hegel, dan mencapai gelar doctor dalam bidang filsafat. Ia berteman dengan Friedrich Engels di paris, maka dengan kawannya itulah dia menyusun manifesto komunist. Setelah itu dia menjadi buronan politik dan diusir dan di penjarakan di Londong, sampai meninggal dunia. Ia meninggalkan warisan senuah karyanya, Das capital terbit pada tahun 1867.[3]
Menurut pendapatnya, tugas filosof bukan untuk menggerakkan dunia. Tetapi untuk mengubahnya. Hidup manusia itu ternyata ditentukan oleh keadaan ekonomi.
C. Hasil pemikitran Karl Max:
1. Materialisme Historis dan Materialisme Dialektis
Materialisme historis merupakan pandangan ekonomi terhadap sejarah (economic interpretation of history). Kata historis ditempatkan Marx dengan maksud untuk menjelaskan berbagai tingkat perkembangan ekonomi masyarakat yang terjadi sepanjang zaman. Sedangkan materialisme yang dimaksud oleh Marx mengacu pada pengertian benda sebagai kenyataan yang pokok (fundamental reality).
Dalam filsafat materialisme disebutkan adanya anggapan dasar bahwa kenyataan berada di luar persepsi manusia; demikian juga diakui adanya kenyataan objektif sebagai penentu terakhir dari ide.
Tentang konsepsi materialisme dialektis, marx berangkat dari dialektika yang dibangun oleh Hegel. Dialegtika hegel, sebagaimana dirumuskan sebagai teori tentang persatuan hal-hal yang bertentangan merupakan dialegtika idea. Marx datang dengan pendapatnya yang ingin menjadikan dialegtika tersebut menjadi dialegtika materi.
Prinsip dasar dasar teori materialisme adalah “bukan kesadaran manusia yang menentukan keadilan sosial, tetapi sebaliknya keadaan sosiallah yang menentukan kesadaran manusia.”[4]
2. Teori kelas
Menurut marx, perkembangan pembagian kelas yang terdiri atas orang-orang yang menguasai alat produksi (borjuis) yang mengeksploitasi kelas yang terdiri atas orang yang tidak memiliki alat produksi (proletar).
Kelas sosial merupakan gejala khas masyarakat pasca-feodal. Marx menyebut di dalam struktur kelas ada kelas atas dan kelas bawah dan dalam kapitalis ada tiga kelas, yaitu: kaum buruh (yang hidup dari upah), pemililk modal (hidup dari laba), dan tuan tanah (yang hidup dari rente tanah).
Menurut Karl Marx pada suatu saat kaum proletar akan menyadari kepentingan bersama mereka (class consciousness) sehingga bersatu dan memberontak, dan dalam yang kemudian konflik berlangsung.
Marx meramalkan bahwa kaum proletar kemudian akan menjadi satu kemudian akan mendirikan sesuatu “masyarakat tanpa kelas” yang kerja dan upahnya dibagi secara adil, tidak ada orang yang dieksploitasi, tidak ada yang menderita kehilangan dan kemiskinan.
Pemikiran karl marx berpengaruh terhadap perubahan sosial besar yang melanda Eropa barat sebagai dampak perkembangan pembagian kerja, khususnya yang terkait dengan kapitalisme.
3. Teori nilai
Teori ini ada empat subteori:
· Teori tentang nilai pekerjaan
Teori tentang nilai pekerjaan menyangkut bagaimana nilai ekonomis sebuah komoditi dapat ditentukan secara objektif. Nilai ini ditentukan oleh nilai pakai dan nilai tukar.
· Teori tentang nilai tenaga kerja
Teori tentang nilai tenaga kerja merupakan upah. Dalam artian buruh mendapat upah yang senilai dengan kebutuhan keluarganya. Teori ini bagi marx tidak hanya digunakan sebagai alat analisisnterhadap exchane ratio, tetapi juga digunakan sebagai sarana untuk memahami problem kapitalisme, yakni hubungan sosial dalam masyarakat kapitalis.
· Teori tentang nilai lebih
Teori ini merupakan analisis Marx yang penting bagimana eksploitasi atau pencurian antara buruh dan kapitalis terjadi.
· Teori tentang laba
Teori tentang laba merupakan satu-satunya sumber laba yang dimiliki kapitalis yang sangat ditentukan oleh besar kecilnya nilai lebih.
4. Made of production
Made of production adalah kombinasi kekuatan-kekuatan produksi (tenaga buruh, mesin, bangunan, materi, dan tanah), relasi sosial dan teknik produksi (kepemilikan, kekuasaan, aset-aset produkitf masyarakat) dan relasi antara kelas-kelas sosial.
Berdasarkan analisis ini marx menilai bahwa kapitalisme adalah sistem sosio-ekonomi yang dibangun untuk mencari keuntungan dengan cara mengorganisir mekanisme produksi secara tertentu sehingga mengurangi biaya produksi seminim mungkin.
5. Bangunan bawah dan bangunan atas
Basis ditentukan oleh dua faktor yaitu: tenaga-tenaga produktif dan hubungan-hubungan produksi. Tenaga-tenaga produktif adalah kekuatan yang dipakai masyarakat untuk mengerjakan dan mengubah alam. Ada tiga unsur tenaga-tenaga produktif, yaitu: alat-alat kerja, manusia dengan kecakapan masing-masing, dan pengalaman-pengalaman dalam produksi (teknologi). Hubungan-hubungan produksi adalah hubungan kerja sama atau pembagian erja antara manusia yang terlibat dalam proses produksi.
Menurut Marx, hubungan-hubungan produksi ditentukan oleh perkembangan-perkembangan produktif. Dengan kata lain yang menentukan hubungan hubungan produksi atau struktur kelas sebuah masyarakat adalah tenaga-tenaga produktif.
Sedangkan bangunan atas terdiri dari dua unsur, yaitu tatanan institutional dan tatanan kesadaran kolektif, dalam bahasa marxisme disebut: “bangunan atas ideologis”. Tatanan instutional adalah segala macam lembaga yang mengatur kehidupan bersama masyarakat, sistem hukum dan negara. Sedangkan tatanan kesadaran kolektif memuat segala macam sistem kepercayaan, norma-norma nilai yang memberikan kerangka pengertian, makna, dan orientasi spritual.
Teori tentang base and superstructure berarti bahwa struktur-struktur kekuasan politis dan ideologis ditentukan oleh strukur hubungan hak milik, oleh struktur kekuasaan dibidang ekonomi. Marx bertolak dari pengandaian bahwa institusi-institusi, agama, moralitas, dan sebagainya ditentukan struktur kelas dalam masyarakat.
6. Alienasi
Alienasi merupakan proses konkretisasi hakikat batin manusia yang kemudian menjadi barang mati, menceraikan manusia yang satu dari yang lain. Menurut Marx, bekerja seharusnya merupakan perealisasian diri manusia sehingga bekerja mesti menggembirakan. Bekerja semestinya memberi kepuasan, tetapi dalam kenyataannya sering terjadi justru kebalikannya.[5]
BAB III
PENUTUP
Marx melupakan peran penting agama, bahkan menolaknya dan mengatakan agama adalah opium (candu masyarakat) yang menekan manusia, ini merupakan kesalahan terbesar dalam teorinya yang tidak dapat diterima secara rasional, ia mempresentasikan bahwa agama hanyalah sebagai alat penekan untuk menekan dan dan memaksa para buruh kelas bawah.sehingga menurut dia, tidak diperlukannya agama untuk mengubah sistem dalam classless society. Pada kenyataanya classless society ini tidak akan pernah terwujud dalam sejarah.
Creative ideas" juga mempunyai peran yang akan membawa perubahan dalam sosial kehidupan, akan tetapi lagi-lagi Marx menyangkalnya dan tidak mengakuinya.dia hanya berpendapat bahwa perubahan yang terjadi hanya tertumpu pada dua aspek ekonomi saja
Dilain pihak ada satu aspek positif pemikiran marx dalam filsafat, kita tidak dapat mengubah suatu struktur sosial tanpa adanya susunan ekonomi dalam sosial tersebut. Merupakan suatu kesuksesan besar yang petut dibanggakan karena filsafat Karl marx telah diterima oleh berbagai negara seperti Cina dan Rusia yang intinya bertujuan pada pembebasan sosial dari pertentangan antar kalangan dan tingkatan dalam sosial. Beberapa personality yang berbeda dapat diambil dari ideologi Karl marx kemudian diimplementasikan dalam negara, membawa pada perubahan yang nyata.
Demikian makalah ini kami sampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Washolallahu ‘ala Muhammad wa ali Muhammad
DAFTAR PUSTAKA
· Maksum, Ali. 2011. Pengantar Filsafat dari masa klasik hingga postmodernisme. Jogjakarta: Ar Ruzz Media
· Achmadi, asmoro. Drs. 2000. Filsafat umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
· Drs . Atang Abdul Hakim, M.A. dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. 2008. Filsafat Umum dari metologi Sampai teofilosofi bandung: CV Setia Pustaka
· Kattsoff, O Louis. 1992. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana
[1] Drs. Asmoro Achmadi, 2000. filsafat umum hal 118
[2] Drs . Atang Abdul Hakim, M.A. dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. 2008 Filsafat Umum hal 364
[3] Drs. Asmoro Achmadi, 2000. filsafat umum hal 119
[4] Ali maksum 2011 Pengantar Filsafat dari masa klasik hingga post modernisme hal: 155
[5] Ali Maksum,. 2011. Pengantar Filsafat. Jogjakarta: Ar Ruzz Media hal 154
Label: makalah
0 Komentar:
Posting Komentar
assalamualaikum
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda