Jalis dan burung prenjak
Jalis dan burung prenjak
Malam itu, aku tidak ikut makan
malam, karena berasa tanggung dan punya niatan untuk membeli nasi goreng. Jam
belajar malam sudah selesai dan waktunya siswa untuk tidur. Beberapa siswa
tidak tidur karena memang aku janjikan nasi goreng.
Aku keluar beli nasi goreng dan
sekalian beli pakan burung karena sedari sore burung prenjak belum makan karena
habis. Tidak bisa beli pakan disore hari karena hujan yang lumayan deras. Aku
berangkat ke toko pakan burung terlebih dahulu karena tempat nasi goreng lebih
dekat dengan campku dan juga untuk beli pakan burung tidak perlu nunggu waktu
lama seperti nasi goreng.
Ketika aku berangkat burung perenjak
tersebut masih sehat afiat. Naas ketika nyampe di camp si prenjak mulai tidak
sadarkan diri. Tak lain si empu, jalis berusaha untuk membuat nya sadar. Tidak
luput napas buatan juga diberikan untuk si prenjak oleh jalis. Namun sial,
sudah takdirnya malam itu malam terakhir bagi kehidupan si prenjak. Si empu
menangis tersedu-sedu karena burung nya mati. Beberapa hari jalis murung
berduka karena di tinggal siprenjak. Belajarnya menjadi lemas dan patah
semangat.
“begitu belajar kasih sayang dan
kelembutan. Seekor burung prenjak layak untuk diperhatian dan dicintai.”
Label: pendidikan
0 Komentar:
Posting Komentar
assalamualaikum
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda