Jumat, 30 Maret 2018

Sunni Syiah Sama-Sama Tidak Dibawa Oleh Rasulullah


Akhir-akhir ini wall facebook saya penuh dengan berita polemik sunni dan syiah. Terlebih, setelah Rusia ikut serta membantu Suriah untuk menumpas para militan pemberontak dan pastinya polisi dunia mulai gelisah karena penjahat karbitannya mulai terlumpuhkan oleh tentara Rusia.
Propaganda kebencian terhadap Rusia pun dilakukan melalui mimbar-mimbar, seminar dan tidak luput juga whatsapp atau yang lainnya. Fatwa untuk berjihad ke Suriah melawan pasukan suriah pun keluar. Lebih mendukung lagi bulan Muharrom, ada acara peringatan syahdinya Cucu Nabi Muhammad Saw di karbala yang sering diadakan oleh orang-orang syiah. Berita penyelewengan pun bertebaran dan tak pelak mengundang permusuhan dan perdebatan panjang di media sosial.
Simple pikir nakalku mengatakan pada diriku, “mengapa harus sibuk mengurus sunni syiah? Lha wong keduanya gak diajarkan oleh rasulullah saw. Rasulullah diutus untuk membawa Islam, bukan sunni ataupun syiah.” Dari pada ribut sunni kah atau syiah kah yang benar, maka lebih baik belajar dan berusaha menjadi Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah. Bukan berbangga menjadi sunni atau syiah. Jangan sampai kita terjebak pada Islam sunni, Islam syiah, tapi jauh dari Islam yang dijarkan Rasulullah. Mari bersama kita cari kebenaran, bukan pembenaran. Niatan yang tulus insyaAllah akan terbuka jalan menuju kebenaran, kebenaran bagaimana Islam yang sesungguhnya. Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah sehingga kita tidak terkungkung dalam pertikaian yang pasti merugikan.
Belum lagi ada yang mengaku bagian dari ahlisunnah, ahlisunnah menurut siapa? Ahlisunnah menurut Rasulullah atau ahlisunnah menurut yang gak nurut Rasulullah? Jadi harus jelas dulu, ahlusunnah itu berdasarkan definisi siapa? Tentunya berbeda ahlusunnah menurut definisi pak Tomo dengan ahlusunnah menurut definisi pak Tarno? Lha sunnah, sunnah siapa? Kalau sunnah Rasul berarti yang berhak mendefinisikan, mengkategorikan ya Rasulullah sendiri, bukan pak Tomo atau pak Tarno. Pak Tomo dan pak Tarno mendefinisikan Ahlsunnah berdasarkan apa yang dia lakukan bukan apa yang dia harus lakukan. Saya pun bertanya mau jadi ahlusunnah berdasarkan definisi siapa? Mau pilih sunni? Mau pilih syiah? Atau pilih Islam?

Imron Jamrawi, 2 November 2015

0 Komentar:

Posting Komentar

assalamualaikum

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda